Hosting Unlimited Indonesia

Tuesday, 7 March 2017

Pemeriksaan Leukosit ( TURK )



Prinsip kerja :
Darah yang telah di encerkan lalu di hitung jumlah leukosit dalam volume pengenceran tertentu dengan cara mengalikan terhadap faktor perhitungan jumlah leukosit  dan di peroleh jumlah leukosit dalam satuan volume darah.
Alat & Reagen :
1.      Pipet thoma leukosit
2.      Kamar hitung (improved neubaure)
3.      Cover glass
4.      Tisu
5.      Mikroskop
6.      Darah vena+EDTA
7.      Larutan turk
Cara kerja :
a.       Hisaplah darah dengan pipet thoma leukosit sampai tanda garis tanda 0,5 tepat
b.      Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipe
c.       Hisaplah larutan turk samapai tanda 11 dengan pipet yang sama (hati - hati jangan sampai terjadi gelembung udara)
d.      Lalu kedua ujung pipet di tutup dengan menggunakan jari lalu kocok sampai darah dan larutan turk homogen
e.       Letakkan kamar hitung di tempat yang rata dan tutup dengan cover
f.       Buang tetesan pertama kira - kira 3 - 4 tetes
g.      Tetesan selanjutnya di masukkan kedalam kamar hitung dan diamkan sebentar sampai masuk dengan sendirinya.
h.      Kemudian leukosit di hitung dalam 4 bidang besar dengan perbesaran lensa objektif 10x dan 40x untuk memperjelas
Nilai normal :
4000 - 11.000 / ul darah
Perhitungan :
            20                = 50
 4 x 1 nm x 0,1 mn

50 x N = ........ / ul darah

Ket :
N = Jumlah leukosit yang di temukan  

Monday, 27 February 2017

Pemeriksaan Eritrosit ( HAYEM )


Prinsip Kerja :
Pengenceran darah dengan larutan HAYEM menyebabkan lisis sel leukosit dan trombosit sehingga memudahkan perhitungan jumlah sel eritrosit. Darah diencerkan 200 kali dan sel eritrosit dihitung pada 5 bidang sedang di tengah pada kamar hitung Improved Neubauer.
Alat & Reagen
1.      Hemositometer Lengkap , terdiri dari : Pipet Eritrosit Kamar Hitung IN dan caver glass Selang Penghisap
2.      Mikroskop
3.      Larutan Hayem
4.      Darah vena + anti koagulan EDTA
Prosedur Kerja : 
a.       Hisap darah sampai tanda 0,5, bersihkan bagian luar pipet yang terkena darah.
b.      Kemudian hisap larutan Hayem sampai tanda 101 dengan pipet yang sama.
·         jangan sampai terjadi gelembung udara.
c.       Lepaskan karet penghisap lalu tutup kedua Ujung pipet dengan kedua ujung jari.
d.      Kocok dengan arah memutar selama 15-30 detik.
e.       Jika tidak segera dihitung letakkan pipet dalam posisi  horizontal.
f.       Letakkan kamar hitung dalam keadaan horizontal dan dibadang yang rata.
g.      Letakkan caver glass diatasnya kamar hitung.
h.      Kocok pipet jangan sampai  ada cairan yang tumpah.
i.        Buang 3-4 tetes pertama lalu tetes berikutnya dimasukkan dalam kamar hitung.
j.        Masukkan dalam kamar hitung dengan cara menyentuhkan ujung pipet dengan sudut 30° pada permukaan kamar hitung. Maka dengan sendirinya kamar hitung akan terisi cairan.
k.      Jika tidak segera dihitung simpan kamar hitung dalam cawan petri yang diberi kapas basah.
Menghitung Jumlah Eritrosit
Letakkan kamar hitung pada meja mikroskop kemudian gunakan lensa objektif 40X, amati penyebaran sel yang merata lalu hitung jumlah eritrosit pada 5 bidang sedang ditengah. sel yang dihitung yang masuk kekamar hitung lebih dari setengah sel.
PERHITUNGAN
Faktor pengenceran darah 200x
Volume satu bidang ditengah = 1/5 x 1/5×1/10 =1/250
Misalkan didapatkan N sel pada bidang sedang ditengah jadi jumlah sel eritrosit per μl darah
= N x 5x 1/250x 1/200
= N x 5/50.000
= N x 1/10.000
= N x 10.000
NILAI NORMAL :
·         Laki – laki                                                     : 4,5-5,5 (juta sel/μl darah)
·         Perempuan                                                    : 4,0-5,0 (juta sel/μl darah)
·         Bayi (matur, darah tali pusat)                       : 4,0-6,0 (juta sel/μl darah)
·         Bayi 3 bulan                                                  : 3,2-4,8 (juta sel/μl darah)
·         Anak-anak 1 tahun                                       : 3,6-5,2 (juta sel/μl darah)
·         Anak-anak 3-6 tahun                                    : 4,1-5,5 (juta sel/μl darah)
·         Anak-Anak 10-12 tahun                               : 4,0-5,4 (juta sel/μl darah)

Tuesday, 21 February 2017

Pemeriksaan LED (Laju Endap Darah)


Metode Westergreen
Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang diencerkan dengan NaCl
0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
Prosedur
a.       Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0.
·         Tabung ditancapkan ke penghisap, kemudian darah dihisap sampai skala nol
·         tidak boleh ada gelembung
b.      Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung.
·         Saat dipasang di rak harus bener-bener nol
c.       Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit.

Nilai Rujukan
Metode Westergreen :
ü  Pria : 0 - 15 mm/jam
ü  Wanita : 0 - 20 mm/jam




Wednesday, 15 February 2017

Pemeriksaan HCG (Hormon Chorionic Gonadotropin)



Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon khas kehamilan ditemukan dalam darah dan urine perempuan hamil. Hormon yang dibentuk oleh trofoblast (lapisan bagian luar janin yang terbentuk pada awal pembentukan janin dan plasenta) ini berfungsi mempertahankan korpus luteum (jaringan berwarna kuning dalam indung telur yang terbentuk ketika indung telur baru saja melepaskan sel telur) yang membuat eksogen dan progesterone sampai plasenta terbentuk sempurna.
Molekul HCG bersifat dimerik, terdiri dari satu sub unit alfa dan satu sub unit beta, yang khas untuk HCG dan menentukan individualitas antigenik.

Metode Pemeriksaan Laboratorium : Aglutinasi
Bahan Pemeriksaan : Urine Segar
Alat dan Reagen :
a.       objec glass
b.      Pipet
c.       Pengaduk
d.      Metode aglutinasi Langsung : Antigen HCG
e.       Metode agkutinasi tak langsung :
·         Antigen HCG yang dilekatkan Pada Lateks
·         Anti HCG

Prosedur Pemeriksaan Laboratorium :
1.      Metode Aglutinasi Langsung
a)      Teteskan setetes urin diatas permukaan objec glass.
b)      Kemudian Teteskan setetes reagen antigen HCG.
c)      Aduk dengan batang pengaduk sampai homogen.
d)     Goyangkan objec glass dengan gerakan memutar
e)      Amati terbentuknya gumpalan dalam waktu yang tidak melebihi 3 menit.
2.      Metode aglutinasi tidak langsung
a.       Teteskan setetes urine pada permukaaan objec glass
b.      Kemudian teteskan 1 tetes anti B HCG antibody dan 1 tetes antigen HCG yang dilekatkan pada lateks
c.       Aduk dengan batang pengaduk sampai homogen
d.      Goyangkan permukaan objec glass dengan gerakan memutar
e.       Amati adanya gumpalan yang terjadi dalam waktu yang tidak melebihi 3 menit.
Interpretasi Hasil Laboratorium :
1)      Metode Aglutinasi Langsung
Positif : Ada gumpalan / aglutinasi
Negati : Tidak ada gumpalan / tidak ada aglutinasi
2)      Metode Aglutinasi tidak langsung
Positif : Tidak terjadi gumpalan / tidak ada aglutinasi

Negatif : terjadi gumpalan / tidak ada aglutinasi

Monday, 13 February 2017

Bagian-bagian Sel Darah dan Fungsinya



Darah adalah cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah.
Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan, sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.
Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Komposisi Darah
Darah terdiri dari beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Korpuskula darah terdiri dari:
1.      Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organel, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%), bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
2.      Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
3.      Plasma darah
Plasma darah adalah larutan air yang mengandung : albumin, bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenis protein, berbagai jenis garam.


Wednesday, 8 February 2017

Cara Pengambilan Darah Arteri



Darah Kapiler
Darah kapiler adalah darah yang berada di pembuluh kapiler yang sangat kecil, dimana tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol semakin menghilang ketiga lapis dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja yaitu lapisan endotelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen dan menyingkirkan bahan buangan termasuk karbondioksida.
Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya superficial dapat dipergunakan pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena difosa cubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugula ris externa, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis superior.
Darah Arteri
Darah yang membawa kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Darah dipompa keluar dari jantung melalui Aorta. Aorta ini kemudian bercabang menjadi struktur yang lebih kecil (arteri) yang menyebar ke seluruh tubuh. Ketika jantung memompa darah, dinding otot arteri akan mengembang sehingga terisi darah. Ketika jantung rileks (relakasi), arteri akan mengencang (kontraksi) dengan kekuatan yang cukup kuat untuk mendorong darah ke seluruh tubuh. Hal ini akan menciptakan sistem sirkulasi yang efisien.
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.

Cara Pengambilan Darah Vena klik di Sini

Cara Pengambilan Darah Kapiler Klik di Sini

Pengambilan Darah Arteri
Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah pergelangan tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di daerah lengan atau arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan hati-hati.
Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.
Prosedur
a)      Siapkan alat spuit
b)      Pilih bagian arteri radialis.
c)      Pasang tourniquet jika diperlukan.
d)     Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.
e)     Bersihkan kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
f)       Pembersihan kulit searah atau melingkar.
g)    Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.
h)   Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, tarik jarum dan segera letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit.






Cara Pengambilan Darah Kapiler


Darah Kapiler
Darah kapiler adalah darah yang berada di pembuluh kapiler yang sangat kecil, dimana tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol semakin menghilang ketiga lapis dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja yaitu lapisan endotelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen dan menyingkirkan bahan buangan termasuk karbondioksida.
Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya superficial dapat dipergunakan pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena difosa cubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugula ris externa, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis superior.
Darah Arteri
Darah yang membawa kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Darah dipompa keluar dari jantung melalui Aorta. Aorta ini kemudian bercabang menjadi struktur yang lebih kecil (arteri) yang menyebar ke seluruh tubuh. Ketika jantung memompa darah, dinding otot arteri akan mengembang sehingga terisi darah. Ketika jantung rileks (relakasi), arteri akan mengencang (kontraksi) dengan kekuatan yang cukup kuat untuk mendorong darah ke seluruh tubuh. Hal ini akan menciptakan sistem sirkulasi yang efisien.
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.

Cara Pengambilan Darah Vena klik di Sini

Cara Pengambilan Darah Arteri klik di Sini

Pengambilan Darah Kapiler
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat pengambilan darah kapiler antara lain :
1)      Ujung jari tangan (fingerstick) utamakan jari tengah
·    jangan di jari gempol dan cari telunjuk karena banyaknya saraf dan untuk menghindari infeksi.
2)      Anak daun telinga.
3)    Anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki.
Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dll), kongesti atau sianosis setempat.
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method).
Prosedur
a.       Siapkan alat: lancet steril, kapas alcohol 70%.
b.      Pilih lokasi pengambilan lalu bersihkan dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering.
·         Pembersihan kulit searah atau melingkar.
c.    Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
d.      Tusuk dengan lancet
·         Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas untuk keluar.
·    Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
e.       Setelah darah keluar, buang tetesan darah pertama dengan memakai kapas kering, tetesan berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
·       Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk mencegah terbentuknya jendalan dan pengenceran.