Hosting Unlimited Indonesia

Monday 27 February 2017

Pemeriksaan Eritrosit ( HAYEM )


Prinsip Kerja :
Pengenceran darah dengan larutan HAYEM menyebabkan lisis sel leukosit dan trombosit sehingga memudahkan perhitungan jumlah sel eritrosit. Darah diencerkan 200 kali dan sel eritrosit dihitung pada 5 bidang sedang di tengah pada kamar hitung Improved Neubauer.
Alat & Reagen
1.      Hemositometer Lengkap , terdiri dari : Pipet Eritrosit Kamar Hitung IN dan caver glass Selang Penghisap
2.      Mikroskop
3.      Larutan Hayem
4.      Darah vena + anti koagulan EDTA
Prosedur Kerja : 
a.       Hisap darah sampai tanda 0,5, bersihkan bagian luar pipet yang terkena darah.
b.      Kemudian hisap larutan Hayem sampai tanda 101 dengan pipet yang sama.
·         jangan sampai terjadi gelembung udara.
c.       Lepaskan karet penghisap lalu tutup kedua Ujung pipet dengan kedua ujung jari.
d.      Kocok dengan arah memutar selama 15-30 detik.
e.       Jika tidak segera dihitung letakkan pipet dalam posisi  horizontal.
f.       Letakkan kamar hitung dalam keadaan horizontal dan dibadang yang rata.
g.      Letakkan caver glass diatasnya kamar hitung.
h.      Kocok pipet jangan sampai  ada cairan yang tumpah.
i.        Buang 3-4 tetes pertama lalu tetes berikutnya dimasukkan dalam kamar hitung.
j.        Masukkan dalam kamar hitung dengan cara menyentuhkan ujung pipet dengan sudut 30° pada permukaan kamar hitung. Maka dengan sendirinya kamar hitung akan terisi cairan.
k.      Jika tidak segera dihitung simpan kamar hitung dalam cawan petri yang diberi kapas basah.
Menghitung Jumlah Eritrosit
Letakkan kamar hitung pada meja mikroskop kemudian gunakan lensa objektif 40X, amati penyebaran sel yang merata lalu hitung jumlah eritrosit pada 5 bidang sedang ditengah. sel yang dihitung yang masuk kekamar hitung lebih dari setengah sel.
PERHITUNGAN
Faktor pengenceran darah 200x
Volume satu bidang ditengah = 1/5 x 1/5×1/10 =1/250
Misalkan didapatkan N sel pada bidang sedang ditengah jadi jumlah sel eritrosit per μl darah
= N x 5x 1/250x 1/200
= N x 5/50.000
= N x 1/10.000
= N x 10.000
NILAI NORMAL :
·         Laki – laki                                                     : 4,5-5,5 (juta sel/μl darah)
·         Perempuan                                                    : 4,0-5,0 (juta sel/μl darah)
·         Bayi (matur, darah tali pusat)                       : 4,0-6,0 (juta sel/μl darah)
·         Bayi 3 bulan                                                  : 3,2-4,8 (juta sel/μl darah)
·         Anak-anak 1 tahun                                       : 3,6-5,2 (juta sel/μl darah)
·         Anak-anak 3-6 tahun                                    : 4,1-5,5 (juta sel/μl darah)
·         Anak-Anak 10-12 tahun                               : 4,0-5,4 (juta sel/μl darah)

Tuesday 21 February 2017

Pemeriksaan LED (Laju Endap Darah)


Metode Westergreen
Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang diencerkan dengan NaCl
0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
Prosedur
a.       Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0.
·         Tabung ditancapkan ke penghisap, kemudian darah dihisap sampai skala nol
·         tidak boleh ada gelembung
b.      Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung.
·         Saat dipasang di rak harus bener-bener nol
c.       Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit.

Nilai Rujukan
Metode Westergreen :
ü  Pria : 0 - 15 mm/jam
ü  Wanita : 0 - 20 mm/jam




Wednesday 15 February 2017

Pemeriksaan HCG (Hormon Chorionic Gonadotropin)



Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon khas kehamilan ditemukan dalam darah dan urine perempuan hamil. Hormon yang dibentuk oleh trofoblast (lapisan bagian luar janin yang terbentuk pada awal pembentukan janin dan plasenta) ini berfungsi mempertahankan korpus luteum (jaringan berwarna kuning dalam indung telur yang terbentuk ketika indung telur baru saja melepaskan sel telur) yang membuat eksogen dan progesterone sampai plasenta terbentuk sempurna.
Molekul HCG bersifat dimerik, terdiri dari satu sub unit alfa dan satu sub unit beta, yang khas untuk HCG dan menentukan individualitas antigenik.

Metode Pemeriksaan Laboratorium : Aglutinasi
Bahan Pemeriksaan : Urine Segar
Alat dan Reagen :
a.       objec glass
b.      Pipet
c.       Pengaduk
d.      Metode aglutinasi Langsung : Antigen HCG
e.       Metode agkutinasi tak langsung :
·         Antigen HCG yang dilekatkan Pada Lateks
·         Anti HCG

Prosedur Pemeriksaan Laboratorium :
1.      Metode Aglutinasi Langsung
a)      Teteskan setetes urin diatas permukaan objec glass.
b)      Kemudian Teteskan setetes reagen antigen HCG.
c)      Aduk dengan batang pengaduk sampai homogen.
d)     Goyangkan objec glass dengan gerakan memutar
e)      Amati terbentuknya gumpalan dalam waktu yang tidak melebihi 3 menit.
2.      Metode aglutinasi tidak langsung
a.       Teteskan setetes urine pada permukaaan objec glass
b.      Kemudian teteskan 1 tetes anti B HCG antibody dan 1 tetes antigen HCG yang dilekatkan pada lateks
c.       Aduk dengan batang pengaduk sampai homogen
d.      Goyangkan permukaan objec glass dengan gerakan memutar
e.       Amati adanya gumpalan yang terjadi dalam waktu yang tidak melebihi 3 menit.
Interpretasi Hasil Laboratorium :
1)      Metode Aglutinasi Langsung
Positif : Ada gumpalan / aglutinasi
Negati : Tidak ada gumpalan / tidak ada aglutinasi
2)      Metode Aglutinasi tidak langsung
Positif : Tidak terjadi gumpalan / tidak ada aglutinasi

Negatif : terjadi gumpalan / tidak ada aglutinasi

Monday 13 February 2017

Bagian-bagian Sel Darah dan Fungsinya



Darah adalah cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah.
Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan, sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.
Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Komposisi Darah
Darah terdiri dari beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Korpuskula darah terdiri dari:
1.      Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organel, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%), bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
2.      Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
3.      Plasma darah
Plasma darah adalah larutan air yang mengandung : albumin, bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenis protein, berbagai jenis garam.


Wednesday 8 February 2017

Cara Pengambilan Darah Arteri



Darah Kapiler
Darah kapiler adalah darah yang berada di pembuluh kapiler yang sangat kecil, dimana tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol semakin menghilang ketiga lapis dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja yaitu lapisan endotelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen dan menyingkirkan bahan buangan termasuk karbondioksida.
Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya superficial dapat dipergunakan pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena difosa cubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugula ris externa, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis superior.
Darah Arteri
Darah yang membawa kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Darah dipompa keluar dari jantung melalui Aorta. Aorta ini kemudian bercabang menjadi struktur yang lebih kecil (arteri) yang menyebar ke seluruh tubuh. Ketika jantung memompa darah, dinding otot arteri akan mengembang sehingga terisi darah. Ketika jantung rileks (relakasi), arteri akan mengencang (kontraksi) dengan kekuatan yang cukup kuat untuk mendorong darah ke seluruh tubuh. Hal ini akan menciptakan sistem sirkulasi yang efisien.
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.

Cara Pengambilan Darah Vena klik di Sini

Cara Pengambilan Darah Kapiler Klik di Sini

Pengambilan Darah Arteri
Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah pergelangan tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di daerah lengan atau arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan hati-hati.
Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.
Prosedur
a)      Siapkan alat spuit
b)      Pilih bagian arteri radialis.
c)      Pasang tourniquet jika diperlukan.
d)     Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.
e)     Bersihkan kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
f)       Pembersihan kulit searah atau melingkar.
g)    Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.
h)   Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, tarik jarum dan segera letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit.






Cara Pengambilan Darah Kapiler


Darah Kapiler
Darah kapiler adalah darah yang berada di pembuluh kapiler yang sangat kecil, dimana tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol semakin menghilang ketiga lapis dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja yaitu lapisan endotelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen dan menyingkirkan bahan buangan termasuk karbondioksida.
Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya superficial dapat dipergunakan pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena difosa cubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugula ris externa, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis superior.
Darah Arteri
Darah yang membawa kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Darah dipompa keluar dari jantung melalui Aorta. Aorta ini kemudian bercabang menjadi struktur yang lebih kecil (arteri) yang menyebar ke seluruh tubuh. Ketika jantung memompa darah, dinding otot arteri akan mengembang sehingga terisi darah. Ketika jantung rileks (relakasi), arteri akan mengencang (kontraksi) dengan kekuatan yang cukup kuat untuk mendorong darah ke seluruh tubuh. Hal ini akan menciptakan sistem sirkulasi yang efisien.
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.

Cara Pengambilan Darah Vena klik di Sini

Cara Pengambilan Darah Arteri klik di Sini

Pengambilan Darah Kapiler
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat pengambilan darah kapiler antara lain :
1)      Ujung jari tangan (fingerstick) utamakan jari tengah
·    jangan di jari gempol dan cari telunjuk karena banyaknya saraf dan untuk menghindari infeksi.
2)      Anak daun telinga.
3)    Anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki.
Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dll), kongesti atau sianosis setempat.
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method).
Prosedur
a.       Siapkan alat: lancet steril, kapas alcohol 70%.
b.      Pilih lokasi pengambilan lalu bersihkan dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering.
·         Pembersihan kulit searah atau melingkar.
c.    Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
d.      Tusuk dengan lancet
·         Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas untuk keluar.
·    Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
e.       Setelah darah keluar, buang tetesan darah pertama dengan memakai kapas kering, tetesan berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
·       Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk mencegah terbentuknya jendalan dan pengenceran.







Cara Pengambilan Darah Vena


Darah Kapiler
Darah kapiler adalah darah yang berada di pembuluh kapiler yang sangat kecil, dimana tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol semakin menghilang ketiga lapis dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja yaitu lapisan endotelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen dan menyingkirkan bahan buangan termasuk karbondioksida.
Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya superficial dapat dipergunakan pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena difosa cubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugula ris externa, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis superior.
Darah Arteri
Darah yang membawa kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Darah dipompa keluar dari jantung melalui Aorta. Aorta ini kemudian bercabang menjadi struktur yang lebih kecil (arteri) yang menyebar ke seluruh tubuh. Ketika jantung memompa darah, dinding otot arteri akan mengembang sehingga terisi darah. Ketika jantung rileks (relakasi), arteri akan mengencang (kontraksi) dengan kekuatan yang cukup kuat untuk mendorong darah ke seluruh tubuh. Hal ini akan menciptakan sistem sirkulasi yang efisien.
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median. Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah antara lain :
a.       Lengan pada sisi mastectomy
b.      Daerah edema
c.       Hematoma
d.      Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
e.       Daerah bekas luka
f.       Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
g.   Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan spuit sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena antara lain :
1.      Pemasangan tourniquet (tali pembendung)
·   pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total) melepas tourniquet sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
2.  Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
3.      Penusukan
·     penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
·   tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma
4.      Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.

Cara Pengambilan Darah Kapiler klik di Sini

Cara Pengambilan Darah Arteri klik di Sini

Pengambilan Darah Vena dengan Spuit
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat spuit merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur :
a.     Persiapkan alat-alat yang diperlukan : spuit, kapas alkohol 70%, tourniquet, plester, dan tabung. Untuk pemilihan spuit, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
b.  Tanyakan identitas pasien seperti nama, alamat dan cocokan dengan lembar permintaan pemeriksaan.
c.   Tanyakan keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dll.
d.      Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
e.       Minta pasien mengepalkan tangan.
f.       Pasang tourniquet kira-kira 10-15 cm atau 3 jari di atas lipat siku.
·         Pemasangan tourniquet jangan kencang-kencang
g.     Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, gerakkan lengan (ditekuk dan diluruskan) beberapa kali.
h.     Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
·         Pembersihan kulit searah atau melingkar.
i.        Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
·         Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam spuit dibagian ujung.
·         Spuit sebelum dipakai tekan terlebih dulu agar udara yang ada didalam keluar.
·         Usahakan sekali tusuk.
j.    Setelah volume darah dianggap cukup, lepas tourniquet dan minta pasien membuka kepalan tangannya.
k.   Letakkan kapas di tempat tusukan lalu segera tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit.
·         Jangan menarik jarum sebelum tourniquet dibuka.
Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vacum
Jenis tabung ini berupa tabung hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung ditusuk oleh jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika volume telah tercapai. Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum. Jarum satu digunakan untuk menusuk vena dan jarum satunya digunakan pada tabung. Jarum yang digunakan untuk tabung diselubungi oleh bahan karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior (jarum buat tabung).
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangan sulit mengambilan darah pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas.
Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Prosedur :
a.    Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tourniquet, plester, tabung vakum, jarum dan holder.
b.      Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
c.     Tanyakan identitas seperti nama dan alamat, cocokan dengan lembar permintakan pemeriksaan.
d.    Tanyakan keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
e.       Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
f.       Minta pasien mengepalkan tangan.
g.      Pasang tourniquet kira-kira 10-15 cm atau 3 jari di atas lipat siku.
·         Pemasangan tourniquet jangan kencang-kencang
h.     Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, gerakkan lengan (ditekuk dan diluruskan) beberapa kali.
i.      Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
·         Pembersihan kulit searah atau melingkar.
j.        Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
·     Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam sambungan antara jarum vena dan jarum tabung.
·        Usahakan sekali tusuk.
k.      Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
l.        Lepas tourniquet dan minta pasien membuka kepalan tangannya.
m.  Letakkan kapas di tempat tusukan lalu segera tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit.
·         Jangan menarik jarum sebelum tourniquet dibuka.

Macam-macam Tabung Vacum Penampung Sampel Darah

Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
1)     Darah dari spuit atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
2)      Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 5-7 kali atau membolak-balikkan tabung 4-5 kali dengan lembut. Mengocok atau memutar dengan kuat sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
3)      Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah :
·         pertama - botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam
·         kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru),
·         ketiga - tabung non additive (tutup merah),
·       keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)