Hosting Unlimited Indonesia

Friday, 23 December 2016

Definisi, Gejala, Penyebab, Penularan dan Metode Pemeriksaan Demam Typhoid

Apa itu Demam Typhoid ?
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman gram negatif (Salmonella typhi maupun Salmonella paratyphi A,B dan C). Bakteri Salmonella dapat ditularkan dari hewan yang menderita salmonellosis atau karier ke manusia, melalui bahan pangan telur, daging, susu, atau air minum dan bahan-bahan lainnya yang tercemar oleh ekskresi hewan/ penderita atau sebaliknya. Ekskresi ini terutama adalah keluaran dari saluran pencernaan berupa feses. Makanan yang mengandung bahan dari telur tercemar Salmonella misalnya kue-kue, es krim dan lainnya, yang kurang sempurna dimasak atau setengah matang, telur mentah yang dicampur pada hidangan penutup juga dapat sebagai sumber penularan Salmonella.

Patogenesis Damam Typhoid ?
Patogenesis salmonellosis diawali oleh terpaparnya bakteri Salmonella melalui makanan atau minuman yang  terkontaminasi  bakteri tersebut mengadakan penetrasi ke dalam sel epitelium intestinal dan sebelum telah menyabarkan penyakit. Invasi ke dalam sel intestinal hospes menghasilkan perubahan morfologi pada sel yang berhubungan dengan eksploitasi dari sitoskeleton hospes. Setelah kontak dengan epithelium, Salmonella akan menginduksi degenerasi mikrovili enterosit. Struktur mikrovilar akan berkurang diikuti oleh mengkerutnya membran bagian dalam di tempat kontak antara sel bakteri dan sel hospes. Mengkerutnya membran disertai dengan makropinositosis profus, sebagai jalan masuknya bakteri ke dalam sel hospes. Ketika proses masuknya bakteri sempurna, Salmonella terletak dan bermultiplikasi di dalam endosom. Selanjutnya sitokeleton akan kembali pada distribusi yang normal. Seluruh proses terjadi hanya dalam beberapa menit. Prostaglandin yang disekresikan pada lima proses inflamasi menyebabkan dilepaskannya elektrolit dan menarik air ke dalam lumen usus sehingga terjadi diare (adanya enterotoksin non inflamatori dalam usus besar). Dinding sel bakteri akan menghasilkan endotoksin yang tersusun dari lipopolisakarida (LPS). Diduga LPS ini merupakan penyebab timbulnya gejala demam pada penderita.

Gejala Klinik Demam Typhoid ?
Umumnya gejala klinis timbul 8-14 hari setelah infeksi yang ditandai dengan demam yang tidak turun selama lebih dari 1 minggu terutama sore hari, pola demam yang khas adalah kenaikan tidak turun selama lebih dari 1 minggu terutama sore hari, pola demam yang khas adalah kenaikan tidak langsung tinggi tetapi bertahap, sakit kepala hebat, nyeri otot, kehilangan selera makan (anoreksia), mual, muntah, sering sukar buang air besar (konstipasi) dan sebaliknya dapat terjadi diare.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan suhu tubuh, debar jantung relative lambat (bradikardi), lidah kotor, pembesaran hati dan limpa (hepatomegali dan splenomegali), kembung (meteorismus), radang paru (pneumomia) dan kadang-kadang dapat timbul gangguan jiwa. Kadang kala sampai pendarahan usus, dinding usus bocor (perforasi), radang selaput perut (peritonitis) serta gagal ginjal.

Pemeriksaan Laboratorium ?
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Diagnosis pasti dengan ditemukannya kuman Salmonella typhi pada salah satu biakan darah, feses, urine, sumsum tulang maupun cairan duodenum. Waktu pengambilan sampel sangat menentukan keberhasilan pemeriksaan bakteriologis tersebut.
Pemeriksaan Laboratorium meliputi pemeriksaan hematologi, urinalis, kimia klinik, imunoreologi, mikrobiologi, dan biologi molekular. Pemeriksaan ini ditujukan untuk membantu menegakkan diagnosis.
1.      Hematologi
ü  Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi perdarahan usus atau perforasi.
ü  Hitung jenis leukosit: sering neutropenia dengan limfositosis relatif.
ü  LED ( Laju Endap Darah ) : Meningkat
2.      Urinalis
Ø  Leukosit dan eritrosit normal; bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit.
3.       Kimia Klinik
ü  Hati merupakan organ metabolisme yang besar dan terpenting dalam tubuh. Salah satu tes fungsi hati adalah dengan serum transaminase yaitu penghitungan AST (serum aspartate aminotransferase) yang sebelumya disebut SGOT (Serum glutamicOxaloacetic Transaminase) dan ALT ( serum Alanin aminotransferase) yang sebelumya disebut SGPT ( Serum Glutamic-Pyruvic Transaminase), Rentang normal SGOT dan SGPT adalah 0-35 unit/liter, sering meningkat dengan gambaran peradangan sampai hepatitis Akut.
4.      Imunorologi
Ø  Widal
Pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi (didalam darah) terhadap antigen kuman Samonella typhi / paratyphi. Uji ini merupakan test kuno yang masih amat popular dan paling sering dugunakan. Sebagai uji cepat (rapid test) hasilnya dapat segera diketahui. Hasil positif dinyatakan dengan adanya aglutinasi. Karena itu antibodi jenis ini dikenal sebagai Febrile agglutinin. Hasil uji ini dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga dapat memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu.
Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain pernah mendapatkan vaksinasi, reaksi silang dengan spesies lain (Enterobacteriaceae sp), reaksi anamnestik (pernah sakit), dan adanya faktor rheumatoid (RF).
Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh karena antara lain penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien yang buruk, dan adanya penyakit imunologik lain.
Diagnosis Demam Tifoid / Paratifoid dinyatakan bila titer O = 1/160. Titer O meningkat setelah akhir minggu Melihat hal-hal di atas maka permintaan tes widal ini pada penderita yang baru menderita demam beberapa hari kurang tepat. Bila hasil reaktif (positif) maka kemungkinan besar bukan disebabkan oleh penyakit saat itu tetapi dari kontrak sebelumnya.
Ø  Elisa Salmonella typhi/paratyphi lgG dan lgM
Pemeriksaan ini merupakan uji imunologik yang lebih baru, yang dianggap lebih sensitif dan spesifik dibandingkan uji Widal untuk mendeteksi Demam Tifoid/ Paratifoid. Sebagai tes cepat (Rapid Test) hasilnya juga dapat segera di ketahui.
Interpretasi hasil :
lgM positif menandakan infeksi akut.
lgG positif menandakan pernah kontak/ pernah terinfeksi/ reinfeksi/ daerah endemik.
5.      Mikrobiologi
ü  Kultur (Gall culture/ Biakan empedu)
Uji ini merupakan baku emas (gold standard) untuk pemeriksaan Demam Typhoid/ paratyphoid.
Interpretasi hasil :
jika hasil positif maka diagnosis pasti untuk Demam Tifoid/ Paratifoid.
jika hasil negatif, belum tentu bukan Demam Tifoid/ Paratifoid,
karena hasil biakan negatif palsu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu antara lain jumlah darah terlalu sedikit kurang dari 2mL), darah tidak segera dimasukan ke dalam medial Gall (darah dibiarkan membeku dalam spuit sehingga kuman terperangkap di dalam bekuan), saat pengambilan darah masih dalam minggu ke 1 sakit, sudah mendapatkan terapi antibiotika, dan sudah mendapat vaksinasi.
Kekurangan uji ini adalah hasilnya tidak dapat segera diketahui karena perlu waktu untuk pertumbuhan kuman (biasanya positif antara 2-7 hari, bila belum ada pertumbuhan koloni ditunggu sampai 7 hari). Pilihan bahan spesimen yang digunakan pada awal sakit adalah darah, kemudian untuk stadium lanjut/ carrier digunakan urin dan tinja.
6.       Biologi molekular.
Ø  PCR (Polymerase Chain Reaction)
Metode ini mulai banyak dipergunakan. Pada cara ini di lakukan perbanyakan DNA kuman yang kemudian diindentifikasi dengan DNA probe yang spesifik. Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman yang terdapat dalam jumlah sedikit (sensitifitas tinggi) serta kekhasan (spesifitas) yang tinggi pula.
Spesimen yang digunakan dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi.






Thursday, 22 December 2016

Definisi, Gejala, Penyebab, Penularan dan Metode Pemeriksaan HIV & AIDS

Apa itu HIV & AIDS ?
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV merupakan penyebab AIDS. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.
HIV belum bisa disembuhkan, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini juga akan membuat penderitanya hidup lebih lama, sehingga bisa menjalani hidup dengan normal.
Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
Gejala yang Ditimbulkan HIV & AIDS ?
Infeksi HIV muncul dalam tiga tahap antara lain :
Tahap Pertama
Orang yang terinfeksi virus HIV akan menderita sakit mirip seperti flu. Setelah ini, HIV tidak menimbulkan gejala apa pun selama beberapa tahun. Gejala seperti flu ini akan muncul beberapa minggu setelah terinfeksi. Masa waktu inilah yang sering disebut sebagai serokonversi.
Gejala yang paling umum terjadi adalah:
1)      Tenggorokan sakit
2)      Demam
3)      Muncul ruam di tubuh, biasanya tidak gatal
4)      Pembengkakan limfa
5)      Penurunan berat badan
6)      Diare
7)      Kelelahan
8)      Nyeri persendian
9)      Nyeri otot
Tapi, gejala tersebut bisa disebabkan oleh penyakit selain HIV. Kondisi ini tidak semata-mata karena terinfeksi HIV.Tapi perlu diingat, tidak semua orang mengalami gejala sama seperti yang disebutkan di atas.
Tahap Kedua
Setelah gejala awal menghilang, biasanya HIV tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun (masa jendela). Ini adalah tahapan ketika infeksi HIV berlangsung tanpa menimbulkan gejala. Virus yang ada terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh. Pada tahapan ini, Anda akan merasa sehat dan tidak ada masalah. Kita mungkin tidak menyadari sudah mengidap HIV, tapi kita sudah bisa menularkan infeksi ini pada orang lain. Lama tahapan ini bisa berjalan sekitar 10 tahun atau bahkan bisa lebih.

Tahap Ketiga atau Tahap Terakhir Infeksi HIV
Jika tidak ditangani, HIV akan melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Dengan kondisi ini, Anda akan lebih mudah terserang penyakit serius. Tahap akhir ini lebih dikenal sebagai AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). 
Berikut ini adalah gejala yang muncul pada infeksi HIV tahap terakhir:
1.      Kelenjar getah bening membengkak pada bagian leher dan pangkal paha
2.      Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari
3.      Merasa kelelahan hampir setiap saat
4.      Berkeringat pada malam hari
5.      Berat badan turun tanpa diketahui penyebabnya
6.      Bintik-bintik ungu yang tidak hilang pada kulit
7.      Sesak nafas
8.      Diare yang parah dan berkelanjutan
9.      Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan atau vagina
10.  Mudah memar atau berdarah tanpa sebab
Cara Penularan HIV & AIDS?
HIV tidak menular dengan mudah ke pada orang lain. Virus ini tidak menyebar melalui udara seperti virus flu. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Cairan yang dimaksud adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI. HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urine.
Berikut ini adalah beberapa cara penyebaran HIV lainnya:
a.       Melalui luka terbuka di kulit.
b.      Melalui dinding tipis pada mulut dan mata.
c.       Melalui dinding tipis di dalam anus atau alat kelamin.
d.      Melalui suntikan langsung ke pembuluh darah memakai jarum atau suntikan yang terinfeksi.
e.       Penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika melahirkan atau menyusui.
f.       Melalui seks oral.
g.      Pemakaian alat bantu seks secara bersama-sama atau bergantian.
h.      Melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi.
Orang-orang yang Berisiko Terinfeksi HIV
Ingatlah bahwa semua orang berisiko terinfeksi HIV, tanpa mengenal batasan usia. Tapi terdapat beberapa kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi HIV. Dianata Mereka adalah:
1)      Pengguna narkotika suntik (panasun).
2)      Orang yang membuat tato atau melakukan tindik.
3)      Orang yang melakukan hubungan seks tanpa kondom baik sesama jenis kelamin, maupun heteroseksual.
4)      Orang yang tinggal atau sering bepergian ke daerah-daerah dengan angka HIV tinggi.
5)      Orang yang melakukan transfusi darah di daerah dengan angka HIV tinggi.
6)      Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain.
7)      Orang yang melakukan hubungan seks dengan pengguna narkotika suntik.
HIV tidak menular melalui :
ü  Gigitan nyamuk.
ü  Orang bersalaman
ü  Berciuman
ü  Orang berpelukan
ü  Makan bersama / piring dan gelas
ü  Tinggal serumah
Cara Pencegahan HIV & AIDS ?
Ada banyak hal yang perlu dihindari untuk pencegahan HIV dan AIDS antara lain:
a.       Menghindari hubungan seksual diluar nikah
b.      Senggama pakai kondom
c.       Saat Tansfusi darah bebas HIV
d.      Jarum suntik, akupunktur, tindik memakai alat sekali pakai
e.       Ibu dengan HIV : Jangan hamil, jangan menyusui bila melahirkan
Pemeriksaan HIV & AIDS ?
Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi terhadap HIV di dalam sampel darah. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kuman atau bakteri tertentu. Tes HIV mungkin akan diulang satu hingga tiga bulan setelah seseorang melakukan aktivitas yang dicurigai bisa membuatnya tertular virus HIV.
Jenis pemeriksaan HIV
1.      NAT nucleic acid test
Merupakan sebuah test yang memeriksa keberadaan DNA dan RNA virus HIV. Hasil pemeriksaannya tidak berupa angka, melainkan suatu pernyataan ditemukan atau tidaknya DNA/RNA virus HIV.
Interpretasi hasil :
Terdeteksi= terinfeksi
Tidak terdeteksi = tidak terinfeksi
2.      AntiHIV
AntiHIV merupakan test menggunakan Antigen untuk memeriksa keberadaan Antibody. Antibody hanya terbentuk jika tubuh telah terinfeksi oleh virus HIV dan tubuh tersebut telah membuat sistem pertahanan tubuh yang disebut Antibody HIV. Hasil pemeriksaanya berupa positif atau negatif terhadap ditemukannya antibody atau tidak.
3.      CD4
CD4 merupakan test yang mengukur jumlah sel penanda kekebalan tubuh yang disebut CD4, yang berada dalam limfosit darah.  Test CD4 ini tidak khusus untuk penderita HIV/AIDS saja. Test CD4 digunakan untuk mendeteksi daya hidup / ketahanan tubuh seseorang. Biasa juga digunakan untuk memastikan kesehatan pasien, sebelum tindakan operasi apapun.
4.      Viral lokal
Viral lokal merupakan test yang mengukur jumlah viruis pertetes darah atau per ml darah. Ada macam-maca jenis Viral Load Test. Seperti VL untuk virus hepatitis, dll. Namun dalam kasus HIV, maka yang akan digunakan pemeriksaan viral load jenis HIV-1 RNA
Pengaruh terhadap tubuh
Sistem kekebalan tubuh bertugas melindungi kita dari penyakit yang menyerang. Salah satu unsur yang penting dari sistem kekebalan tubuh adalah sel CD4 (salah satu jenis sel darah putih). Sel ini melindungi dari beragam bakteri, virus, dan kuman lainnya.
HIV menginfeksi sistem kekebalan tubuh. Virus memasuki sistem kekebalan pada sel CD4. Virus ini memanfaatkan sel CD4 untuk menggandakan dirinya ribuan kali. Virus yang menggandakan diri ini akan meninggalkan sel CD4 dan membunuhnya pada waktu yang sama. Makin banyak sel CD4 yang mati, sistem kekebalan tubuh akan makin rendah. Hingga akhirnya, sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi.
Ketika proses ini terjadi, tubuh akan tetap merasa sehat dan tidak ada masalah. Kondisi ini bisa berlangsung selama 10 tahun atau bahkan lebih. Dan penderita bisa menyebarkan virus pada periode ini.



Setelah anda membaca paparan tentang HIV & AIDS, maka jangan jauhi orangnya tapi jauhi penyakitnya.

Monday, 19 December 2016

Difinisi, Penularan, Pencegahan, Gejala dan Metode Pemeriksaan Hepatitis B

Apa itu Hepatitis B ?
Hepatitis B merupakan infeksi hati yang disebabkan oleh virus yang
dikenal sebagai hepatitis B. ‘Hepatitis’ berarti ‘radang atau bengkak hati’. Virus ini menyerang hati, menyebabkan peradangan dan menimbulkan terjadinya gejala penyakit. Infeksi Hepatititis B dapat terjadi secara berkepanjangan/kronis maupun tiba-tiba/akut. Infeksi yang berkepanjangan/kronis dapat menyebabkan pengerasan/sirosis hati dan kerusakan hati yang berat. Virus ini dapat bertahan selama 7 hari diluar tubuh.
Gejala yang ditimbulkan Hepatitis B?
Gejala hepatitis B sering kali tidak langsung terasa dan bahkan ada yang sama sekali tidak muncul selama sistem kekebalan tubuh si penderita berjuang melawan virus. Karena itulah banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi. Penularan tetap dapat terjadi selama virus masih ada di dalam tubuh penderita.
Jika ada gejala pun, masa inkubasi hepatitis B berkisar antara 1-6 bulan sejak terjadi pajanan terhadap virus. Gejalanya antara lain :
a)      Kehilangan nafsu makan
b)      Mual dan muntah
c)      Sakit kuning ( dilihat dari kulit tubuh menguning/ikterus dan bagian putih mata yang menguning )
d)     Lelah, nyeri dan sakit kepala
Cara Penularan Hepatitis B ?
Hepatitis B dapat menular melalui darah dan cairan tubuh, misalnya sperma dan cairan vagina. Virus penyakit ini jauh lebih mudah ditularkan dibandingkan HIV. Beberapa cara penularannya adalah:
1)      Kontak seksual, misalnya berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks tanpa alat pengaman.
2)      Berbagi jarum suntik. Misalnya menggunakan alat suntik yang sudah terkontaminasi darah penderita hepatitis B.
3)      Kontak dengan jarum suntik secara tidak disengaja. Misalnya petugas kesehatan (paramedis) yang sering berurusan dengan darah manusia.
4)      Ibu dan bayi. Ibu yang sedang hamil dapat menularkan penyakit ini pada bayinya saat persalinan.

Cara Pencegahan Hepatitis B ?
Ada pun cara yang digunakan untuk pencegahan hepatitis B antara lain :
1.      Lakukan imunisasi
2.      Gunakan kondom jika Anda sedang berhubungan kelamin dengan pasangan seks yang baru atau dengan pasangan yang terinfeksi hepatitis B jika Anda belum divaksinasi
3.      Jika Anda hamil, Anda harus menjalani tes darah untuk hepatitis B; bayi yang dilahirkan ibu yang terinfeksi hepatitis B harus diberikan imunoglobulin hepatitis B dan vaksin dalam waktu 12 jam setelah lahir
4.      Jangan bersama-sama/bergantian menggunakan alat suntik
5.      Jangan bersama-sama/bergantian menggunakan alat pribadi yang mungkin terkena darah (misalnya pisau cukur atau sikat gigi)
6.      Jika mendapatkan tato atau menindik tubuh, pastikan bahwa digunakan peralatan steril yang sekali pakai

Pemeriksaan Hepatitis B ?
Diagnosis hepatitis B dikerjakan dengan melakukan tes terhadap beberapa analisa serologis dari virus hepatitis B dan dengan menambahkan tes tambahan untuk menyingkirkan penyebab lain seperti virus hepatitis A dan C. Sedangkan untuk penyaring, cukup dilakukan pemeriksaan HBsAg dan Anti HBs.
cara pemeriksaan hepatitis B antara lain :
Pemeriksaan Fisik
Hepatitis B secara awam lazim disebut sebagai penyakit kuning. Pada penyakit hepatitis B mata yang berwarna kuning sering dijumpai pada sepertiga kasus. Untuk lebih mengarah pada diagnosis hepatitis B, perlu digali mengenai riwayat transfusi darah, hemodialisis dan lain sebagainya.

HBs Ag (Hepatitis B surface antigen)
Jika positif, pasien dianggap terinfeksi hepatitis B. Pengulangan tes setelah 6 bulan untuk menentukan infeksi telah sembuh atau kronik. HBsAg positif setelah 6 bulan tetap terdeteksi dalam darah selama lebih dari enam bulan berarti telah menjadi kronis.

Anti HBs (Hepatitis B surface antibody)
Jika positif, pasien dianggap memiliki kekebalan terhadap hepatitis B  (baik karena infeksi yang telah sembuh atau karena vaksinasi). Hepatitis B karier kronis dapat menunjukkan HBsAg dan Anti HBs positif.  Positif untuk HbsAg dan anti HBs pada saat yang bersamaan, tetapi hal ini sangat jarang terjadi (<1%). Jika negatif pasien belum memiliki kekebalan terhadap virus hepatitis B.

HBeAg (Hepatitis B e-antigen)
HBeAg positif berhubungan dengan tingkat infeksi yang tinggi dan pada karier kronik dengan peningkatan resiko sirosis. Tes ini dapat digunakan untuk mengamati perkembangan hepatitis B kronik.

HBV DNA
HBV DNA positif menunjukkan infeksi aktif, bergantung pada  viral load (jumlah virus). Tes ini dapat digunakan untuk mengetahui prognosis dan keberhasilan terapi.

Anti HBc (antiHepatitis B core antigen)
Jika positif, pasien telah terinfeksi oleh VHB. Infeksi telah sembuh (HBsAg negatif) atau masih berlangsung (HBsAg positif). Jika infeksi telah sembuh,  pasien dianggap  mempunyai kekebalan alami terhadap infeksi VHB. IgM anti HBc mungkin menjadi satu-satunya marker yang dapat terdeteksi selama masa window periode ketika HbsAg dan anti-HBs masih negatif.

Anti HBe
Umumnya Anti HBe positif dengan HBeAg negatif menunjukkan tingkat replikasi virus yang rendah. Namun hal ini tidak berlaku pada virus hepatitis B mutan.

Pemeriksaan tambahan
Anti HCV dan Anti HAV untuk menyingkirkan adanya infeksi hepatitis C dan A.