Apa itu
Demam Typhoid ?
Demam tifoid merupakan penyakit
infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman gram negatif (Salmonella
typhi maupun Salmonella paratyphi A,B dan C). Bakteri
Salmonella dapat ditularkan dari hewan yang menderita salmonellosis atau karier
ke manusia, melalui bahan pangan telur, daging, susu,
atau air minum dan bahan-bahan lainnya yang tercemar oleh ekskresi hewan/
penderita atau sebaliknya. Ekskresi ini terutama adalah keluaran dari saluran
pencernaan berupa feses. Makanan yang mengandung bahan dari telur tercemar
Salmonella misalnya kue-kue, es krim dan lainnya, yang kurang sempurna dimasak
atau setengah matang, telur mentah yang dicampur pada hidangan penutup juga
dapat sebagai sumber penularan Salmonella.
Patogenesis
Damam Typhoid ?
Patogenesis salmonellosis
diawali oleh terpaparnya bakteri Salmonella melalui makanan atau minuman
yang terkontaminasi bakteri tersebut mengadakan penetrasi ke dalam
sel epitelium intestinal dan sebelum telah menyabarkan penyakit. Invasi ke
dalam sel intestinal hospes menghasilkan perubahan morfologi pada sel yang
berhubungan dengan eksploitasi dari sitoskeleton hospes. Setelah kontak dengan
epithelium, Salmonella akan menginduksi degenerasi mikrovili enterosit.
Struktur mikrovilar akan berkurang diikuti oleh mengkerutnya membran bagian
dalam di tempat kontak antara sel bakteri dan sel hospes. Mengkerutnya membran
disertai dengan makropinositosis profus, sebagai jalan masuknya bakteri ke
dalam sel hospes. Ketika proses masuknya bakteri sempurna, Salmonella terletak
dan bermultiplikasi di dalam endosom. Selanjutnya sitokeleton akan kembali pada
distribusi yang normal. Seluruh proses terjadi hanya dalam beberapa menit.
Prostaglandin yang disekresikan pada lima proses inflamasi menyebabkan
dilepaskannya elektrolit dan menarik air ke dalam lumen usus sehingga terjadi
diare (adanya enterotoksin non inflamatori dalam usus besar). Dinding sel
bakteri akan menghasilkan endotoksin yang tersusun dari lipopolisakarida (LPS).
Diduga LPS ini merupakan penyebab timbulnya gejala demam pada penderita.
Gejala Klinik Demam Typhoid ?
Umumnya gejala klinis timbul 8-14
hari setelah infeksi yang ditandai dengan demam yang tidak turun selama lebih
dari 1 minggu terutama sore hari, pola demam yang khas adalah kenaikan tidak
turun selama lebih dari 1 minggu terutama sore hari, pola demam yang khas
adalah kenaikan tidak langsung tinggi tetapi bertahap, sakit kepala hebat,
nyeri otot, kehilangan selera makan (anoreksia), mual, muntah, sering sukar
buang air besar (konstipasi) dan sebaliknya dapat terjadi diare.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
peningkatan suhu tubuh, debar jantung relative lambat (bradikardi), lidah
kotor, pembesaran hati dan limpa (hepatomegali dan splenomegali), kembung
(meteorismus), radang paru (pneumomia) dan kadang-kadang dapat timbul gangguan
jiwa. Kadang kala sampai pendarahan usus, dinding usus bocor (perforasi),
radang selaput perut (peritonitis) serta gagal ginjal.
Pemeriksaan Laboratorium ?
Pemeriksaan laboratorium
perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Diagnosis pasti dengan ditemukannya
kuman Salmonella typhi pada salah satu biakan darah, feses, urine, sumsum
tulang maupun cairan duodenum. Waktu pengambilan sampel sangat menentukan
keberhasilan pemeriksaan bakteriologis tersebut.
Pemeriksaan Laboratorium meliputi
pemeriksaan hematologi, urinalis, kimia klinik, imunoreologi, mikrobiologi, dan
biologi molekular. Pemeriksaan ini ditujukan untuk membantu menegakkan
diagnosis.
1.
Hematologi
ü Kadar
hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi perdarahan usus atau
perforasi.
ü Hitung jenis
leukosit: sering neutropenia dengan limfositosis relatif.
ü LED ( Laju
Endap Darah ) : Meningkat
2.
Urinalis
Ø Leukosit dan
eritrosit normal; bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit.
3.
Kimia Klinik
ü Hati
merupakan organ metabolisme yang besar dan terpenting dalam tubuh. Salah satu
tes fungsi hati adalah dengan serum transaminase yaitu penghitungan AST (serum
aspartate aminotransferase) yang sebelumya disebut SGOT (Serum glutamicOxaloacetic
Transaminase) dan ALT ( serum Alanin aminotransferase) yang sebelumya disebut
SGPT ( Serum Glutamic-Pyruvic Transaminase), Rentang normal SGOT dan SGPT
adalah 0-35 unit/liter, sering meningkat dengan gambaran peradangan sampai
hepatitis Akut.
4.
Imunorologi
Ø Widal
Pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi (didalam darah) terhadap antigen kuman Samonella typhi / paratyphi. Uji ini merupakan test kuno yang masih amat popular dan paling sering dugunakan. Sebagai uji cepat (rapid test) hasilnya dapat segera diketahui. Hasil positif dinyatakan dengan adanya aglutinasi. Karena itu antibodi jenis ini dikenal sebagai Febrile agglutinin. Hasil uji ini dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga dapat memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu.
Pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi (didalam darah) terhadap antigen kuman Samonella typhi / paratyphi. Uji ini merupakan test kuno yang masih amat popular dan paling sering dugunakan. Sebagai uji cepat (rapid test) hasilnya dapat segera diketahui. Hasil positif dinyatakan dengan adanya aglutinasi. Karena itu antibodi jenis ini dikenal sebagai Febrile agglutinin. Hasil uji ini dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga dapat memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu.
Hasil positif palsu dapat disebabkan
oleh faktor-faktor, antara lain pernah mendapatkan vaksinasi, reaksi silang
dengan spesies lain (Enterobacteriaceae
sp), reaksi anamnestik (pernah sakit), dan adanya faktor rheumatoid
(RF).
Hasil negatif palsu dapat disebabkan
oleh karena antara lain penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu
pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien yang buruk,
dan adanya penyakit imunologik lain.
Diagnosis Demam Tifoid / Paratifoid
dinyatakan bila titer O = 1/160. Titer O meningkat setelah akhir minggu Melihat
hal-hal di atas maka permintaan tes widal ini pada penderita yang baru
menderita demam beberapa hari kurang tepat. Bila hasil reaktif (positif) maka
kemungkinan besar bukan disebabkan oleh penyakit saat itu tetapi dari kontrak
sebelumnya.
Ø Elisa
Salmonella typhi/paratyphi lgG dan lgM
Pemeriksaan ini merupakan uji
imunologik yang lebih baru, yang dianggap lebih sensitif dan spesifik
dibandingkan uji Widal untuk mendeteksi Demam Tifoid/ Paratifoid. Sebagai tes
cepat (Rapid Test) hasilnya juga dapat segera di ketahui.
Interpretasi hasil :
lgM positif menandakan infeksi akut.
lgG positif menandakan pernah kontak/ pernah
terinfeksi/ reinfeksi/ daerah endemik.
5.
Mikrobiologi
ü Kultur (Gall culture/ Biakan empedu)
Uji ini merupakan baku emas (gold
standard) untuk pemeriksaan Demam Typhoid/ paratyphoid.
Interpretasi hasil :
jika hasil positif maka diagnosis
pasti untuk Demam Tifoid/ Paratifoid.
jika hasil negatif, belum tentu bukan
Demam Tifoid/ Paratifoid,
karena hasil biakan negatif palsu dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu antara lain jumlah darah terlalu sedikit kurang
dari 2mL), darah tidak segera dimasukan ke dalam medial Gall (darah dibiarkan
membeku dalam spuit sehingga
kuman terperangkap di dalam bekuan), saat pengambilan darah masih dalam minggu
ke 1 sakit, sudah mendapatkan terapi antibiotika, dan sudah mendapat vaksinasi.
Kekurangan uji ini adalah hasilnya
tidak dapat segera diketahui karena perlu waktu untuk pertumbuhan kuman
(biasanya positif antara 2-7 hari, bila belum ada pertumbuhan koloni ditunggu
sampai 7 hari). Pilihan bahan spesimen yang digunakan pada awal sakit adalah
darah, kemudian untuk stadium lanjut/ carrier digunakan urin dan tinja.
6.
Biologi molekular.
Ø PCR (Polymerase Chain Reaction)
Metode ini mulai banyak
dipergunakan. Pada cara ini di lakukan perbanyakan DNA kuman yang kemudian
diindentifikasi dengan DNA probe yang spesifik. Kelebihan uji ini dapat
mendeteksi kuman yang terdapat dalam jumlah sedikit (sensitifitas tinggi) serta
kekhasan (spesifitas) yang tinggi pula.
Spesimen yang digunakan dapat berupa
darah, urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi.
terimakasih artikelnya sangat membantu. :-)
ReplyDeletesama sama mbak moga bermanfaat
DeleteTerima kasih..
ReplyDeletesama sama kakak
ReplyDelete