Hosting Unlimited Indonesia

Wednesday, 11 January 2017

Definisi, Penyebab, Pencegahan, Gejala dan Pemeriksaan Batu Empedu

Apa itu Batu Empedu ?
Batu empedu merupakan timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu empedu merupakan gabungan beberapa unsur dari cairan empedu yang mengendap dan membentu suatu material mirip batu didalam kandung empedu atau saluran empedu. komponen utama dari cairan empedu yaitu bilirubin, garam empedu, fosfolipid dan kolestrol. Batu yang bisa ditemukan didalam kandung empedu bisa berupa batu kolestrol, batu pigmen (coklat atau hitam), atau campuran. 

            Batu empedu yang ditemukan pada kandung empedu di klasifikasikan berdasarkan bahan pembentuknya sebagai batu kolesterol, batu pigmen dan batu campuran. Lebih dari 90 % batu empedu adalah kolesterol (batu yang mengandung > 50% kolesterol) atau batu campuran ( batu yang mengandung 20-50% kolesterol). 10 % sisanya adalah batu jenis pigmen, yang mana mengandung <20% kolesterol. Faktor yang mempengaruhi pembentukan batu antara lain adalah keadaan stasis kandung empedu, pengosongan kandung empedu yang tidak sempurna dan kosentrasi kalsium dalam kandung empedu.
Patofisiologi Batu Empedu ?
Batu kandung empedu merupakan gabungan material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu. Pada keadaan normal, asam empedu, lesitin dan fosfolipid membantu dalam menjaga solubilitas empedu. Bila empedu menjadi bersaturasi tinggi (supersaturated) oleh substansi berpengaruh (kolesterol, kalsium, bilirubin), akan berkristalisasi dan membentuk nidus untuk pembentukan batu. Kristal yang terbentuk dalam kandung empedu, kemudian lama kelamaan tersebut bertambah ukuran, beragregasi, melebur dan membentuk batu. Factor motilitas kandung empedu dan biliary stasis merupakan predisposisi pembentukan batu campuran.
Penurunan fungsi kandung empedu
Menurunnya kemampuan kontraksi dan kerusakan dinding kandung empedu, memudahkan seseorang menderita batu empedu. Kontraksi kandung empedu yang melemah akan menyebabkan stasis empedu. Stasis empedu akan membuat musin yang di produksi di kandung empedu terakumulasi seiring dengan lamanya cairan empedu tertampung dalam kandung empedu. Musin tersebut akan semakin kental dan semakin pekat sehingga semakin menyulitkan proses pengosongan cairan empedu. Bila daya kontraksi kandung empedu menurun dan di dalam kandung empedu tersebut sudah ada Kristal, maka Kristal tersebut tidak akan dapat dibuang keluar ke duodenum. Beberapa kondisi yang dapat menganggu daya kontraksi kandung empedu, yaitu hipomotilitas, parenteral total (menyebabkan aliran empedu menjadi lambat), kehamilan, cedera medulla spinalis dan diabetes melitus.
Penyebab Batu Empedu ?
Penyebab utama munculnya batu empedu diduga akibat adanya ketidakseimbangan antara kolesterol dan senyawa kimia dalam cairan empedu. Serpihan kristal yang terbentuk akan berkembang menjadi batu dan biasanya dalam waktu bertahun-tahun.
Penimbunan senyawa kimia yang umumnya terdapat dalam kantong empedu saat batu tersebut terbentuk adalah kolesterol dan bilirubin (limbah dari penghancuran sel darah merah). Hampir 80 persen batu empedu berbahan dasar kolesterol dan sekitar 20 persen berbahan dasar bilirubin. Bilirubin adalah suatu pigmen yang ditemukan dalam cairan empedu.
Ukuran batu empedu yang terbentuk juga bermacam-macam. Ada yang sekecil butir pasir dan ada yang sebesar bola pingpong. Begitu juga dengan jumlahnya. Ada orang yang hanya memiliki satu buah batu dan ada yang lebih.
Kemungkinan munculnya batu empedu berbeda-beda pada tiap orang. Secara spesifik, wanita berisiko dua kali lebih tinggi dibandingkan pria. Terutama wanita yang pernah hamil, mengonsumsi pil KB atau menjalani terapi hormon berdosis tinggi.
Faktor-Faktor Resiko Batu empedu ?
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena batu empedu antara lain:
a.       Faktor usia. Risiko penyakit batu empedu akan bertambah seiring usia. Penyakit ini umumnya dialami orang yang berusia di atas 40 tahun.
b.      Jenis kelamin. Risiko wanita untuk terkena penyakit batu empedu dua kali lebih tinggi dibandingkan risiko pria.
c.       Dampak melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan memiliki risiko lebih tinggi. Penyebabnya mungkin karena meningkatnya kadar kolesterol akibat perubahan hormon selama masa kehamilan.
d.      Pengaruh berat badan. Risiko Anda akan meningkat jika mengalami kelebihan berat badan atau penurunan berat badan.
e.       Memiliki anggota keluarga dengan penyakit yang sama.
f.       Kekurangan serat dalam pola makan.
g.      Penderita diabetes.
h.      Penderita  sirosis
i.        Penderita gangguan pencernaan misalnya  penyakit crohn dan sindrom iritasi usus.
j.        Orang yang menggunakan  ceftriaxone yaitu antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati pneumonia, meningitis, dan gonore
Batu empedu diduga terbentuk akibat pengerasan kolesterol yang tertimbun dalam cairan empedu. Kita sebaiknya menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang serta menghindari konsumsi makanan yang mengandung lemak dan kolestrerol tinggi antara lain:
1)      Makanan bersantan seperti rendang, kolak, serta ketupat sayur.
2)      Makanan berminyak seperti gorengan.
3)      Makanan yang terbuat dari kacang-kacangan seperti sambal kacang atau kuah sate.
4)      Kue dan camilan keripik.
Gejala Batu Empedu ?
Gejala Batu Empedu bermacam-macam antara lain :
Rasa sakit ini dapat terjadi pada beberapa bagian perut. Di antaranya adalah bagian tengah perut atau di atas, kanan perut. Rasa sakit ini juga bisa menyebar ke sisi tubuh atau tulang belikat. Gejala yang akan muncul antara lain:
a.       Dapat muncul kapan saja.
b.      Dapat berlangsung selama beberapa menit sampai berjam-jam.
c.       Tidak akan berkurang meski sudah ke toilet, kentut, atau muntah.
d.      Frekuensi kemunculannya jarang tapi bisa dipicu oleh makanan dengan kadar lemak yang tinggi.
Jika batu empedu menyebabkan penyumbatan pada salah satu saluran pencernaan, gejala yang akan muncul antara lain:
1)      Sakit perut yang terus-menerus atau selalu kembali.
2)      Demam tinggi.
3)      Sakit kuning
4)      Detak jantung yang cepat.
5)      Gatal-gatal pada kulit.
6)      Kehilangan nafsu makan.
7)      Mual dan muntah.
Pemeriksaan Batu Empedu ?
Pemeriksaan Fisik
            seseorang dengan stadium litogenik atau batu asimptomatik tidak memiliki kelainan dalam pemeriksaan fisik. Selama serangan kolik bilier, terutama pada saat kolelitiasis akut, seseorang akan mengalami nyeri palpasi / nyeri tekan dengan punktum maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu. Adanya tanda murphy positif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita menarik nafas panjang  karena kandung empedu yang meradang tersebtuh ujung jari tangan pemeriksa dan penderita berhenti manarik nafas.
Pemeriksaan Laboratorium
            Batu empedu yang asimtomatik umumnya tidak menunjukan kelainan pada pemeriksaan laboratorium. Apabila terjadi peradangan akut, dapat terjadi lekositosis. Apabila terjadi sindrom mirizzi, akan ditemukan kenaikan ringan bilirubin serum akibat penekanan duktus koledokus oleh batu. kadar bilirubin serum yang tinggi mungkin disebabkan oleh batu didalam duktus koledokus. kadar fosfatase alkali serum dan mungkin juga kadar amylase serum biasanya meningkat sedang setiap kali terjadi serangan akut.

SELALU JAGA KESEHATAN ANDA

KESEHATAN ADALAH NIKMAT YANG TAK TERNILAI

No comments:

Post a Comment