Apa itu Batu Empedu ?
Batu empedu merupakan timbunan
kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu empedu
merupakan gabungan beberapa unsur dari cairan empedu yang mengendap dan
membentu suatu material mirip batu didalam kandung empedu atau saluran empedu.
komponen utama dari cairan empedu yaitu bilirubin, garam empedu, fosfolipid dan
kolestrol. Batu yang bisa ditemukan didalam kandung empedu bisa berupa batu
kolestrol, batu pigmen (coklat atau hitam), atau campuran.
Batu
empedu yang ditemukan pada kandung empedu di klasifikasikan berdasarkan bahan
pembentuknya sebagai batu kolesterol, batu pigmen dan batu campuran. Lebih dari
90 % batu empedu adalah kolesterol (batu yang mengandung > 50% kolesterol)
atau batu campuran ( batu yang mengandung 20-50% kolesterol). 10 % sisanya
adalah batu jenis pigmen, yang mana mengandung <20% kolesterol. Faktor yang
mempengaruhi pembentukan batu antara lain adalah keadaan stasis kandung empedu,
pengosongan kandung empedu yang tidak sempurna dan kosentrasi kalsium dalam
kandung empedu.
Patofisiologi Batu Empedu ?
Batu kandung empedu merupakan gabungan material mirip
batu yang terbentuk di dalam kandung empedu. Pada keadaan normal, asam empedu,
lesitin dan fosfolipid membantu dalam menjaga solubilitas empedu. Bila empedu
menjadi bersaturasi tinggi (supersaturated) oleh substansi berpengaruh
(kolesterol, kalsium, bilirubin), akan berkristalisasi dan membentuk nidus
untuk pembentukan batu. Kristal yang terbentuk dalam kandung empedu, kemudian
lama kelamaan tersebut bertambah ukuran, beragregasi, melebur dan membentuk
batu. Factor motilitas kandung empedu dan biliary stasis merupakan predisposisi
pembentukan batu campuran.
Penurunan fungsi kandung empedu
Menurunnya kemampuan
kontraksi dan kerusakan dinding kandung empedu, memudahkan seseorang menderita
batu empedu. Kontraksi kandung empedu yang melemah akan menyebabkan stasis
empedu. Stasis empedu akan membuat musin yang di produksi di kandung empedu
terakumulasi seiring dengan lamanya cairan empedu tertampung dalam kandung
empedu. Musin tersebut akan semakin kental dan semakin pekat sehingga semakin
menyulitkan proses pengosongan cairan empedu. Bila daya kontraksi kandung
empedu menurun dan di dalam kandung empedu tersebut sudah ada Kristal, maka
Kristal tersebut tidak akan dapat dibuang keluar ke duodenum. Beberapa kondisi
yang dapat menganggu daya kontraksi kandung empedu, yaitu hipomotilitas,
parenteral total (menyebabkan aliran empedu menjadi lambat), kehamilan, cedera
medulla spinalis dan diabetes melitus.
Penyebab Batu Empedu ?
Penyebab utama munculnya batu empedu
diduga akibat adanya ketidakseimbangan antara kolesterol dan senyawa kimia
dalam cairan empedu. Serpihan kristal yang terbentuk akan berkembang menjadi
batu dan biasanya dalam waktu bertahun-tahun.
Penimbunan senyawa kimia yang umumnya
terdapat dalam kantong empedu saat batu tersebut terbentuk adalah kolesterol
dan bilirubin (limbah dari penghancuran sel darah merah). Hampir 80 persen batu
empedu berbahan dasar kolesterol dan sekitar 20 persen berbahan dasar
bilirubin. Bilirubin adalah suatu pigmen yang ditemukan dalam cairan empedu.
Ukuran batu empedu yang terbentuk juga
bermacam-macam. Ada yang sekecil butir pasir dan ada yang sebesar bola
pingpong. Begitu juga dengan jumlahnya. Ada orang yang hanya memiliki satu buah
batu dan ada yang lebih.
Kemungkinan munculnya batu empedu
berbeda-beda pada tiap orang. Secara spesifik, wanita berisiko dua kali lebih
tinggi dibandingkan pria. Terutama wanita yang pernah hamil, mengonsumsi pil KB
atau menjalani terapi hormon berdosis tinggi.
Faktor-Faktor Resiko Batu empedu ?
Faktor-faktor yang dapat
meningkatkan risiko terkena batu empedu antara lain:
a.
Faktor usia. Risiko penyakit batu empedu akan
bertambah seiring usia. Penyakit ini umumnya dialami orang yang berusia di atas
40 tahun.
b.
Jenis kelamin. Risiko wanita untuk terkena
penyakit batu empedu dua kali lebih tinggi dibandingkan risiko pria.
c.
Dampak melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan
memiliki risiko lebih tinggi. Penyebabnya mungkin karena meningkatnya kadar
kolesterol akibat perubahan hormon selama masa kehamilan.
d.
Pengaruh berat badan. Risiko Anda akan
meningkat jika mengalami kelebihan berat badan atau penurunan berat badan.
e.
Memiliki anggota keluarga dengan penyakit
yang sama.
f.
Kekurangan serat dalam pola makan.
g.
Penderita diabetes.
h.
Penderita sirosis
i.
Penderita gangguan pencernaan
misalnya penyakit crohn dan sindrom iritasi usus.
j.
Orang yang menggunakan ceftriaxone
yaitu antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati pneumonia,
meningitis, dan gonore
Batu empedu diduga
terbentuk akibat pengerasan kolesterol yang tertimbun dalam cairan empedu. Kita
sebaiknya menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang serta menghindari konsumsi
makanan yang mengandung lemak dan kolestrerol tinggi antara lain:
1)
Makanan bersantan seperti rendang, kolak,
serta ketupat sayur.
2)
Makanan berminyak seperti gorengan.
3)
Makanan yang terbuat dari kacang-kacangan
seperti sambal kacang atau kuah sate.
4)
Kue dan camilan keripik.
Gejala Batu Empedu ?
Gejala Batu Empedu bermacam-macam antara
lain :
Rasa sakit ini dapat
terjadi pada beberapa bagian perut. Di antaranya adalah bagian tengah perut
atau di atas, kanan perut. Rasa sakit ini juga bisa menyebar ke sisi tubuh atau
tulang belikat. Gejala yang akan muncul antara lain:
a.
Dapat muncul kapan saja.
b.
Dapat berlangsung selama beberapa menit
sampai berjam-jam.
c.
Tidak akan berkurang meski sudah ke
toilet, kentut, atau muntah.
d.
Frekuensi kemunculannya jarang tapi bisa
dipicu oleh makanan dengan kadar lemak yang tinggi.
Jika batu empedu
menyebabkan penyumbatan pada salah satu saluran pencernaan, gejala yang akan
muncul antara lain:
1)
Sakit perut yang terus-menerus atau selalu
kembali.
2)
Demam tinggi.
3)
Sakit kuning
4)
Detak jantung yang cepat.
5)
Gatal-gatal pada kulit.
6)
Kehilangan nafsu makan.
7)
Mual dan muntah.
Pemeriksaan Batu Empedu ?
Pemeriksaan
Fisik
seseorang
dengan stadium litogenik atau batu asimptomatik tidak memiliki kelainan dalam
pemeriksaan fisik. Selama serangan kolik bilier, terutama pada saat
kolelitiasis akut, seseorang akan mengalami nyeri palpasi / nyeri tekan dengan
punktum maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu. Adanya tanda murphy
positif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita menarik nafas panjang karena kandung empedu yang meradang tersebtuh
ujung jari tangan pemeriksa dan penderita berhenti manarik nafas.
Pemeriksaan
Laboratorium
Batu
empedu yang asimtomatik umumnya tidak menunjukan kelainan pada pemeriksaan
laboratorium. Apabila terjadi peradangan akut, dapat terjadi lekositosis.
Apabila terjadi sindrom mirizzi, akan ditemukan kenaikan ringan bilirubin serum
akibat penekanan duktus koledokus oleh batu. kadar bilirubin serum yang tinggi
mungkin disebabkan oleh batu didalam duktus koledokus. kadar fosfatase alkali
serum dan mungkin juga kadar amylase serum biasanya meningkat sedang setiap
kali terjadi serangan akut.
SELALU JAGA KESEHATAN
ANDA
KESEHATAN ADALAH NIKMAT
YANG TAK TERNILAI
No comments:
Post a Comment